Minggu, Juni 21, 2009

Tips dan trik menyusun naskah iklan

Rahasia Membuat Tulisan yang Powerful


 

Hampir semua kegiatan pemasaran melibatkan tulisan. Kebanyakan iklan di berbagai media memiliki dua unsur utama, yaitu gambar dan tulisan. Pesan iklan disampaikan melalui gambar dan tulisan. Bahkan dalam iklan advertorial, tulisan lebih dominan daripada gambar. Demikian juga ketika anda mengajukan surat penawaran via pos maupun e-mail. Kata-kata dalam tulisan bisa meyakinkan prospek. Namun, tidak semua tulisan bisa menarik perhatian pembaca. Berikut ini sembilan rahasia membuat tulisan yang kuat dan persuasif, yang dapat memotivasi pembaca untuk bertindak.


 

Rahasia #1: Menulis kepada seseorang, anda. Coba anda membandingkan tiga pernyataan berikut ini:

(1) Bagaimana meningkatkan hasil pemasaran;

(2) Bagaimana para pemasar meningkatkan hasil pemasaran;

(3) Bagaimana anda bisa meningkatkan hasil pemasaran.

Dalam kalimat ketiga, ketika kata "anda" digunakan, pembaca langsung melihat dan merasakan bahwa dirinya menjadi fokus dari tulisan itu. Jadi, pada saat pemasar menggunakan kata "anda", prospek langsung merasa disapa dan merasa dirinya menjadi fokusnya dari pesan pemasaran itu. Kalau di sekolah kita diajarkan untuk menulis kepada orang ketiga, tetapi dalam pemasaran kita menulis untuk orang kedua, selalu menyapa para pembaca dengan sebutan "anda".


 

Rahasia #2: Menerjemahkan keunggulan (fitur) ke dalam manfaat. Sebuah fitur merupakan fakta tentang anda atau bisnis anda. Manfaat adalah apa yang klien dapatkan ketika menggunakan fitur itu. Anda menghubungkan fitur dan manfaat dengan kata-kata "ini berarti". Contohnya: Kami punya tujuh orang tim layanan pelanggan. (Lantas, apa manfaatnya bagi klien anda?) Ini berarti … kami dapat melayani semua kebutuhan pelanggan secara cepat dan tepat. (atau apapun artinya bagi pelanggan anda). Sebab itu, daftarkan semua competitive advantage dan fitur yang anda tawarkan kepada pelanggan. Kemudian terjemahkan fitur-fitur itu ke dalam manfaat yang dapat dinikmati pelanggan selama bekerja sama dengan anda.

Setiap kali anda menulis sesuatu dalam sebuah dokumen pemasaran, ungkapkan selalu manfaat yang anda tawarkan kepada klien. Ketika anda menerjemahkan fitur-fitur itu ke dalam manfaat, anda mengungkapkan alasan-alasan mengapa orang-orang menggunakan produk/jasa anda. Nyatakan manfaat-manfaat yang anda tawarkan dengan cara apa yang prospek inginkan, rasakan dan lakukan. Ingat, prospek tidak akan menggunakan jasa/produk anda sampai dia tahu apa manfaatnya bagi dia.


 

Rahasia #3: Menulis dengan penuh antusiasme. Bangkitkan gairah dari pembaca anda dengan kata-kata yang menggerakkan hati mereka untuk bertindak. Kata-kata yang memiliki impak yang tinggi tidak menjemukan. Pergunakan kata-kata kerja aktif, bukan pasif. Kalimat-kalimat yang aktif akan membuat para pembaca merasa terlibat dalam pesan anda.


 

Rahasia #4: Pilih kata-kata yang singkat dan sederhana. Tulislah dokumen-dokumen pemasaran anda menggunakan kata-kata yang singkat, padat dan jelas artinya. Kata-kata yang singkat memiliki kekuatan. Orang-orang yang sangat terpelajar sekalipun tidak alergi dengan kata-kata pendek. Para pembaca sangat mudah menangkap pesan yang disampaikan dalam sebuah kata yang pendek. Pergunakan kata-kata yang sangat berarti dan tidak bias. Ingat, apa yang anda katakan lebih penting daripada bagaimana anda mengatakannya. Anda tidak memerlukan bahasa yang berbunga-bunga untuk menyampaikan sebuah pesan secara terus terang. Pilihlah kata-kata yang singkat dan sederhana, tetapi sangat berarti.


 

Rahasia #5: Pergunakan kalimat-kalimat singkat. Biasanya, kalimat-kalimat singkat lebih mudah dibaca dan dimengerti daripada kalimat-kalimat panjang. Pembaca cenderung tidak tertarik pada kalimat-kalimat yang panjang dan berbelit-belit. Sebab itu, jika anda menemukan kalimat-kalimat yang beranak pinak, coba pecahkan menjadi dua atau tiga kalimat pendek. Mengapa? Saat pertama kali prospek tidak menangkap apa yang anda katakan, mungkin sambil menggerutu dia bilang, "Baik, saya akan membaca tulisan ini kemudian." Dan anda tahu apa artinya. Namun, tentu tidak semua kalimat pendek. Ada kalimat yang lebih panjang dan yang lainnya lebih singkat. Kalau semuanya serba pendek, tulisan anda kelihatan tidak mengalir.


 

Rahasia #6: Pergunakan paragraf pendek. Setiap alinea tidak lebih panjang dari lima baris. Ingat, bukan lima kalimat, melainkan lima baris. Kalau sebuah alinea lebih panjang dari lima baris, coba pecahkan menjadi dua alinea pendek. Usahakan panjang alinea bervariasi antara yang pendek dan yang lebih panjang. Jangan serba panjang atau semuanya pendek.


 

Rahasia #7: Yakinkan pembaca dengan fakta. Jika anda ingin prospek menggunakan produk/jasa anda, tulisan anda harus bisa menjawab setiap pertanyaan yang mungkin dia ajukan. Ini berarti tulisan anda akan lebih panjang, tetapi jangan kuatir. Tulisan yang panjang akan efektif bukan karena dia panjang, tapi karena tulisan itu komplit. Sepanjang tulisan anda memuat data-data yang sangat dibutuhkan pembaca, tulisan pasti menarik. Kalau anda mendapatkan prospek yang tertarik, dia akan membaca setiap kata. Anda tidak bisa berharap prospek menggunakan barang/jasa anda jika dia tidak punya informasi-informasi yang dia perlu kan untuk mengambil keputusan. Sebab itu, jangan pelit dan data. Jadi, jangan pelit membeberkan fakta.


 

Rahasia #8: Perlakukan pembaca anda secara hormat. Selalu berbicara dengan penuh gairah kepada prospek. Pergunakan kata-kata dan kalimat-kalimat yang membangkitkan pengharapan dan semangat dalam hidup mereka. Pujilah keberhasilan dan keberanian mereka. Ketika tersanjung, orang-orang biasanya melihat peluang. Tetapi jika dihina atau dipersalahkan, mereka berhenti membaca dan membuang tulisan anda. Perlakukan prospek anda seakan-akan dia mengendarai Rolls Royce dan menghadari opera.


 

Rahasia #9: jangan boros kata-kata. Periksalah setiap kata dalam dokumen pemasaran anda. Seberapa penting dan berartinya anda menggunakan satu kata? Apakah dia perlu? Apakah tidak ada kata lain yang lebih tepat untuk mengatakan sesuatu? Apakah kata itu bisa merangsang rasa ingin tahu pembaca sekarang juga? Gunakan kata-kata yang mendukung penyampaian pesan anda secara tepat. Untuk mendapatkan kata-kata yang tepat, setiap tulisan anda harus dibaca kembali dan diedit. Jangan enggan untuk melakukan koreksi secara terus-menerus.

Sabtu, Juni 20, 2009

MODIFIKASI MESIN ATAU KIMIA? BIODIESEL

Ada dua hal utama dalam pemanfaatan bahan bakar alternatif yang berasal dari minyak tumbuhan. Setidaknya ada dua modifikasi yang perlu dilakukan sebelum menggunakan bahan bahar alami (BBA) ini. Pengguna tinggal memilih modifikasi mesin dalam pengertian mengubah mesin diesel untuk mengonsumsi BBA langsung. Pilihan kedua adalah memodidikasi BBA atau modifikasi kimia.

Modifikasi pertama yang harus dilakukan pada mesin diesel agar dapat berbahan bakar straight vegetable oil (SVO) adalah pemasangan pemanas saluran bahan bakar dari tangki sampai injektor. Namun mesin perlu memiliki dua tangki bahan bakar ( satu tangki solar dan satu tangki SVO). Ketika dihidupkan menggunakan solar. Setelah beroperasi bisa dipilih antara solar atau SVO.

Cara lain menggunakan SVO adalah mengubah injektor bahan bakar agar bisa menghasilkan pola aliran berputar (swirl) dalam kamar pembakaran.

Berbagai peneliti kemudian melakukan modifikasi-modifikasi tambahan untuk menyempurnakan performa mesinnya. Modifikasi paling lengkap dan berhasil adalah yang dilakukan Dr. Ludwig Elsbett di Jerman pada awal tahun 1980-an.

Mesin Elsbett kini diproduksi secara komersial oleh Elsbett Co., Jerman. Performa baik mesin ini terutama telah terbukti dengan bahan bakar straight rapeseed oil (bakuan kualitas bahan bakar ini dapat diperoleh dari situs internet http://www.elsbett.com/)

Menurut Prof. Tadashi Murayama, pakar bahan bakar hayati Universitas Hokkaido, perusahaan Nippon Kokan K.K., Jepang memproduksi generator listrik berpenggerak mesin sekelas Elsbett untuk digunakan dengan bahan bakar minyak sawit (majalah Internasional News of Fats, Oils and Related Materials Vol 5 Tahun 1994, hal. 1142). Harga-harga mesin diesel termodifikasi seperti Elsbett dan Nippon K.K. Tentu saja lebih tinggi dari mesin diesel biasa yang berdaya setara.
Sejauh yang diketahui penulis, penelitian-penelitian penggunaan SVO di Indonesia (yang ramai ditonjolkan akhir-akhir ini terutama adalah minyak jarak pagar atau Jatropha curcas) masih dalam taraf uji coba berjangka waktu pendek dalam mesin diesel biasa. Penelitian-penelitian ini tentunya perlu diteruskan ke pengujian-pengujian jangka panjang sambil mengantisipasi jika pada akhirnya keberhasilan hanya bisa dicapai lewat modifikasi canggih mesin diesel menjadi mesin tipe Elsbett atau Nippon K.K.


Biodiesel ester metil

Nah, modifikasi kimia justru paling mudah dilakukan untuk mengubah SVO menjadi bahan bakar yang berberat molekul lebih kecil, kekentalannya hampir sama dengan minyak diesel/solar, dan berangka setana besar. Jadi modifikasi kimia memudahkan pengguna mesin diesel untuk mengisikan biodiesel ester metil dalam tangkinya layaknya mengisi solar.

Melalui pengolahan yang disebut transes-terifikasi dengan alkohol-alkohol sederhana seperti metanol dan etanol, proses ini menghasilkan ester alkil asam-asam lemak (atau biodiesel ester alkil) sebagai produk utama dan gliserin sebagai produk-ikutan. Kelak gliserin yang berharga mudah dipisahkan.
Karena metanol lebih murah daripada etanol maupun alkohol-alkohol sederhana lainnya, metanol merupakan alkohol yang paling banyak digunakan dalam transesteri-fikasi dan produk utamanya adalah ester metil asam-asam lemak (Fatty Acids Methyl Ester/FAME) atau biodiesel ester metil (BEM).

BEM adalah produk yang paling populer, sehingga biasa disebut singkat " biodiesel". Bahan bakar ini dapat langsung digunakan dalam mesin-mesin diesel biasa, baik dalam bentuk murni maupun dalam bentuk campuran dengan solar.

Biodiesel bahkan dapat dibuat dari minyak-lemah mentah. Proses transesteri-fikasi tak jauh lebih sulit dari proses deguming dan malahan bermanfaat ganda. Trigli-serida-trigliserida minyak-lemak terkonversi menjadi biodiesel(FAME), sementara fosfor tersingkir karena ikut dengan fasa gliserin yang dipisahkan pada akhir proses.

Tambahan pula, terhadap minyak lemak mentah yang berkadar asam lemak bebas tinggi dapat dilakukan terlebih dahulu proses praesterifikasi, suatu tahap pengolahan yang tidak lebih rumit dari netralissi atau pemulusan dengan kukus dan malah berdampak positif menambah volume produk biodieselnya.

Dengan sejumlah keunggulan di atas, ditambah dengan kenyataan emisi gas buang mesin berbahan bakar biodiesel (murni ataupun dicampur solar) sungguh lebih bersih dari yang berbahan bakar solar saja, membuat biodiesel menjadi bahan bakar berbasis minyak-lemak yang paling populer di seluruh dunia dan tahap penerapan komersialnya paling maju (Gerhard Knothe dkk, "The Biodiesel Handbook", 2005).


Campuran B5 dan B10

Di banyak negara, biodiesel kini sudah diproduksi, diniagakan, dan digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel dalam bentuk aneka campuran dengan solar, B5, B10, B20, B30, atau bahkan B100. Angka di belakang huruf B menyatakan persentase volume biodiesel dalam campuran dengan solar.

Sebagai contoh, salah satu pelopor biodiesel dunia yaitu Prof. Martin Mittelbach dari Austria (dalam "Biodiesel"The comprehensif handbook",2004) mengungkapkan, biodiesel diniagakan dalam bentuk B 100 di Jerman, Austria dan Swedia, B30-B36 di Ceko, Spanyol, dan Prancis (untuk bus-bus kota), B20 di Amerika Serikat , serta B5 di Inggris dan Prancis (untuk penjualan umum).
Uni eropa, Amerika Serikat, dan Australia kini telah memiliki bakuan resmi persyaratan kualitas atau spesifikasi biodiesel. Aliansi industri pembuat mobil dan motor bakar sedunia, dalam World Wide Fuel Charter edisi Desember 2002, telah menyetujui penggunaan B5, dengan menyatakan solar boleh mengandung sampai 5% volume FAME asalkan biodiesel yang dicampurkan dalam solar tersebut memenuhi standar mutu yang berlaku.

Dengan mengacu kepada standar-standar tersebut serta mempertimbangkan kekayaan hayati tanah air kita, Forum Biodiesel Indonesia (FBI) telah menyiapkan Standar Tentatif Biodiesel Indonesia serta telah pula mengajukannya kepada pemerintah untuk mendapat pengesahan sebagai Standar Resmi (Official Standard) Biodiesel Indonesia. Para anggota FBI pun kini giat melakukan pengembangan produksi diesel dari berbagai sumber daya minyak-lemak nabati yang merupakan khazanah kekayaan alam dalam negeri.

Pertimbangan keekonomian menunjukan, biodiesel sebaiknya memasuki pasar bahan bakar dalam negeri dalam bentuk campuran dengan solar pada tingkat B5 atau B10. Pada tingkat harga solar Rp. 2.100,00/liter yang berlaku sekarang ini, B10 diperkirakan akan berharga Rp. 2.250,00 sampai dengan Rp 2.500,00/liter.

Harga yang sedikit lebih tinggi ini akan dapat dibenarkan/diterima konsumen, mengingat B 10 adalah bahan bakar yang bermutu pembakaran lebih baik dan berkualitas emisi lebih bersih daripada solar murni. Pertamax juga berharga lebih tinggi dari bensin dari bensin premium karena kualitasnya memang lebih baik.

Dengan cara penetrasi pasar dalam bentuk B5 atau B10 ini, biodiesel produksi dalam negeri bisa secara berangsur menyubsitusi solar impor, yang volumen impornya kini telah mencapai 30 % dari kebutuhan nasional. Cepat atau lambatnya substitusi tersebut tentu saja akan sangat bergantung kepada tingkat kebijakan pemerintah.

Para anggota FBI sampai sekarang telah membuktikan perfoma memuaskan B5 dan B10 melalui bermacam uji coba berjangka waktu panjang. Beberapa roadshow berjarak ribuan kilometer dan pemakaian rutin pada kendaraan masing-masing (hampir dua tahun dengan total jarak tempuh kendaraan mencapai puluhan ribu kilometer).



Tatang H. Soeradjaja
Staf Pengajar Departemen Teknik kimia dan Kepala Pusat Penelitian Pendayagunaan Sumberdaya Alam dan Pelestarian Lingkungan ITB;
Ketua Forum Biodiesel Indonesia.
(PR 14 Juli 2005, Subbid. Promosi Karya Ilmiah Jaip LIPI)

ENERGI ALTERNATIF - BIODIESEL

Kian membengkaknya volume impor solar telah menggalakkan upaya-upaya di dalam negeri untuk mengembangkan bahan-bahan bakar yang diharapkan bisa menyubstitusi minyak diesel fosil tersebut.

Minyak lemak (fatty oil yang berasal dari tumbuh-tumbuhan menjadi fokus upaya penelitian dan pengembangan berbagai lembaga, antara lain berdasar pada kenyataan 105 tahun yang lalu, yaitu Worlds Fair tahun 1900 di Paris. Saat itu, Rudolf Diesel pernah mendemostrasikan mesin temuannya yang dapat dioperasikan dengan menggunakan bahan bakar minyak kacang.

Minyak lemak merupakan bahan bakar terbarukan, karena berasal dari tumbuh-tumbuhan. Di Negara kita banyak sekali terdapat tumbuh-tumbuhan penghasil minyak lemak. Tak kurang dari 50 jenis tumbuhan bisa diolah menjadi sumber bahan bakar alami (BBA) contoh yang populer adalah sawit, kelapa, jarak pagar, dan kapok atau randu.

Dengan maksud turut memberikan pencerahan kepada berbagai kelompok masyarakat, tulisan ini akan menyoroti permasalahan kelayakan teknis penggunaan tiga jenis bahan bakar berbasis atau bercikal bakal minyak lemak untuk mesin diesel. Ketiga jenis bahan bakar termaksud adalah minyak lemak mentah (crude fatty oil/crude vegetable oil), minyak-lemak semi mulus (semi refined fatty oil), dan biodiesel ester metill (BEM) atau biasa disebut biodiesel.


Minyak lemak mentah


Minyak lemak mentah adalah minyak lemak yang diperoleh dari pemerahan atau pengempaan biji sumber minyak (oilseed) tanpa mengalami pengolahan lanjut apa pun, kecuali penyaringan dan pengeringan (untuk menurunkan kadar air). Dua faktor yang secara dini dapat diantisipasi para ahli akan berdampak negatif pada penggunaan minyak lemak mentah sebagai bahan bakar mesin diesel adalah :

  1. Minyak lemak mentah selalu mengandung sejumlah kecil fosfor, terutama dalam bentuk senyawa-senyawa yang oleh para ahli kimia minyak lemak disebut fosfolipid. Beberapa minyak mentah bisa mengandung fosfo sampai rusan bagian per juta (part per milliom/ppm). Pembakaran dalam mesin diesel akan mengubah fosfor ini menjadi garam atau asam fosfat, yang kemudian mengendap sebagai kerak di dalam kamar pembakaran atau terbawa keluarsebagai pencemar udara oleh emisi gas buang.
  2. Minyak lemak mentah selalu mengandung asam-asam lemak bebas (free fatty acids). Penyimpanan dan penanganan serampangan atau kurang cermat terhadap biji sumber minyak -dari sejak dipanen sampai siap diperah - bisa mengakibatkan minyak lemak hasil pemerahan berkadar asam lemak bebas tinggi (angka asam >2 mg-KOH per gram minyak). Asam lemak bebas bersifat korosif sehingga akan merusak berbagai komponen mesin diesel, yaitu cepat berkarat.


Berbagai uji coba yang dilakukan di negara-negara maju pada peralihan dekade 1970/1980-an memang kemudian membuktikan kedua dampak negatif dikemukakan di atas, sehingga para ahli menyatakan minyak lemak mentah sangat tidak layak jika secara langsung dijadikan bahan bakar mesin diesel, kecuali kalau terbukti rendah kadar fosfor dan asam lemak bebas.

Tapi jangan khawatir, fosfor yang merugikan ini dapat disingkirkan dari minyak lemak dengan pengolhan yang disebut penyingkiran getah (degumming). Sedangkan asam-asam lemak bebas dapat dihilangkan dengan dua cara alternatif, yaitu netralisasi dan pemulusan dengan kukus (steaming refining. Minyak lemak yang telah dibersihkan dari fosfor dan asam-asam lemak bebas disebut minyak lemak semimulus (refined fatty oil).

Minyak lemak pangan mulus adalah yang dikenal khalayak ramai dengan sebutan minyak goreng. Dalam komunitas peneliti dan pengembang bahan bakar mesin diesel, minyak lemak mulus dan semi mulus disebut straight vegetable oil (SVO). Jadi straight rapeseed oil, straight soybean-oil, staraight plam oil, straight jatropha oil mestinya adalah minyak-minyak lemak yang paling sedikitnya semimulus.

Sayang sekali, kerancuan bisa terjadi di kalangan masyarakat, karena beberapa peneliti yang kurang cermat atau agak gegabah (di luar maupun di dalam negeri) menyebut minyak lemak mentah yang mereka teliti adn kembangkan sebagai minyak pangan mulus (straight vegetable oil). Padahal benar-benar berbeda. Mesin bisa rusak jika langsung menggunakan minyak lemak mentah.


Minyak lemak semimulus


Percobaan demi percobaan penggunaan aneka minyak lemak semimulus atau SVO sebagai bahan bakar mesin diesel telah banyak dilakukan di negara-negara barat sejak akhir dekade 1970-an. Pada umumnya hasil-hasil aneka uji coba tersebut, mesin-mesin yang berbahan bakar SVO menunjukkan performa atau unjuk kerja yang memuaskan jika pengujian dilakukan dalam jangka waktu pendek (beberapa puluh jam).

Akan tetapi, jika uji coba dilanjutkan sampai berjangka waktu panjang (ratusan sampai ribuan jam), akan timbul berbagai permasalahan atau kerusakan berat pada mesin. Kerusakan itu bisa berupa penyumbatan injektor bahan bakar, degradasi pelumas mesin, hingga pelengketan cincin torak (piston ring).

Emisi beberapa zat pencemar udara di dalam gas buang mesin diesel berbahan bakar SVO juga lebih besar dari mesin berbahan bakar solar. NOx dan aldehid adalah dua zat pencemar udara yang peningkatan emisinya paling menonjol. Bahkan emisi aldehid meningkat 200%-300%.

Dua ahli bahan bakar hayati dari Departemen Pertanian Amerika Serikat, Gerhard Knothe dan Robert O. Dunn, di dalam tinjauan komprehensif berjudul "Biofuels derived from vegetable oils and fats" (2001) mengemukakan, dua aldehid yang paling terdapat dalam emisi gas buang mesing diesel berbahan bakar SVO adalah formaldehid dan akrolein (propenal). Zat yang disebut terakhir ini jauh lebih berbahaya dibanding formaldehid dan diduga terbentuk dari dekomposisi gugus gliserol dalam SVO.

Kebanyakan ahli bahan bakar hayati berpendapat sama, dampak negatif penggunaan SVO sebagai bahan bakar di dalam mesin diesel tersebut di atas disebabkan tiga faktor, yaitu SVO memiliki kekentalan (viskositas) yang jauh lebih besar dari minyak/solar. Pompa penginjeksi bahan bakar di dalam mesin diesel tak mampu melakukan pengabutan (atomization) yang baik saat SVO disemprotkan ke ruang pembakar.

Kebanyakan SVO memiliki angka setna (cetane rating) yang rendah, yaitu 32-40. Angka setana adalah tolok ukur kemudahan menyala/terbakar dari suatu bahan bakar di dalam mesin diesel. Persyaratan angka setana solar di Indonesia sekarang minimal 45, sedangkan di negara-negara maju lebih tinggi lagi, minimal 50.

Zat-zat penyusun SVO, yaitu trigliserida adalah zat-zat berberat molekul besar, sehingga jika terpanaskan tanpa kontak dengan udara (oksigen) akan mengalami perengkahan (cracking) menjadi aneka molekul kecil, semisal formaldehid dan akrolein.


Ada dua cara alternatif yang bisa ditempuh untuk mengatasi hambatan-hambatan terhadap pemanfaatan SVO sebagai bahan bakar mesin diesel yang telah diuraikan di atas. Kedua cara tersebut adalah :

  1. Memodifikasi (mengubah) mesin diesel agar dapat menggunakan langsung SVO sebagai bahan bakar (kata straight pada istilah SVO sebenarnya adlah sinonim dari unmodified).
  2. Modifikasi SVO (atau minyak lemak) agar sesuai dengan persyaratan bahan bakar mesin-mesin diesel yang lazim (sudah banyak tersedia). Modifikasi ini bertujuan mengubah minyak-lemak menjadi bahan bakar yang berberat molekul lebih kecil, kekentalannya hampir sama dengan minyak diesel/solar, dan berangka setana besar. Biodiesel ester metil adalah contoh produk modifikasi yang dewasa ini paling populer dan masyarakat biasanya menybut sebagai biodiesel.



Tatang H. Soeradjaja
Staf Pengajar Departemen Teknik kimia dan Kepala Pusat Penelitian Pendayagunaan Sumberdaya Alam dan Pelestarian Lingkungan ITB;
Ketua Forum Biodiesel Indonesia.
(PR 14 Juli 2005, Subbid. Promosi Karya Ilmiah Jaip LIPI)

BIODIESEL JARAK PAGAR JADI PROYEK NASIONAL


   
TANAH tandus bisa menyelamatkan kesulitan negeri ini dalam menyediakan bahan bakar minyak (BBM) untuk rakyat. Dari sekitar 13 juta hektare lahan tandus di seluruh Indonesia, bila ditanami pohon jarak pagar dapat menghasilkan lebih dari 400 ribu barel solar per hari. Dengan produksi ini, pemerintah tak perlu pusing mengutak-atik RAPBN menyusul fluktuasi harga minyak. Badan Pusat Statistik menyebutkan, semester I tahun ini, Indonesia mengimpor minyak senilai US$ 28,37 miliar. Nilai tersebut lebih besar dari periode sama tahun sebelumnya, yang mencapai US$ 20,96 miliar. Salah satu jenis BBM yang banyak dikonsumsi adalah solar. Sampai kini, konsumsi solar 460 ribu barel, atau 73.140.000 liter per hari. 

Tingginya angka penggunaan solar, sejatinya tidak harus ditutup melalui impor. Ada beberapa sumber energi alternatif yang bisa disubstitusikan sebagai pengganti solar. Salah satunya energi biodiesel berbahan dasar minyak jarak. Pembuatan energi alternatif, kini mulai menggejala di berbagai belahan dunia. Sebagian negara ada yang mengembangkan biodiesel, sebagian lainnya mengaktifkan bioetanol. Ini berarti, Indonesia tidak sendirian ketika mencari sumber energi alternatif. Buktinya, negara sekelas Amerika Serikat saja, masih sibuk menggali sumber energi baru. Pekan pertama, Agustus ini, Presiden AS George W Bush menandatangani RUU Energi (Energy Bill) yang khusus mengatur Bio Fuel. Gejala serupa juga muncul di kalangan perusahaan minyak dunia. Misalnya, North Dakota Biodiesel Inc yang menginvestasikan US$ 50 juta untuk proyek biodiesel di Minot, North Dakota, USA. Biodiesel ini berbasis pada tanaman canola (sejenis gandum). Ini lah proyek terbesar di wilayah Amerika Utara, dengan produksi 100 ribu ton BBM. Biodiesel yang dihasilkan dari 144 ribu hektar kebun canola. 

Produsen minyak kelapa sawit di Malaysia, IOI Corp dan Kuok Oil & Grains membangun dua penyulingan minyak kelapa sawit di Roterdam yang memproduksi lebih dari satu juta ton minyak kelapa sawit dalam satu tahun. Industri ini berencana memenuhi kebutuhan biodiesel di Eropa pada masa depan. Sementara itu, perusahaan minyak raksasa Brazil, Petrobras akan meningkatkan ekspor etanol sampai 9,4 miliar liter pada 2010, dari dua miliar liter tahun 2005. Saat ini, Japan Mitsui & Co dan Vale do Rio Doce (CVRD) turut mendukung rencana Petrobras melalui studi peningkatan ekspor etanol Brazil. Perusahaan dunia tersebut bukan tanpa alasan bila menjatuhkan pilihan kepada biodiesel. 

Apalagi secara prinsip kimia, penemuan energi alternatif berbeda tipis dengan penemuan energi konvensional (minyak bumi). Sebab, kata Direktur PT Rekayasa Industri Triharyo Soesilo, keduanya sama-sama mengaktifkan energi matahari. "Hanya saja, minyak bumi terjadi karena dipress sekian lama (di perut bumi). Namun energi itu bisa disimulasi di dalam tumbuh-tumbuhan atau buah-buahan," tambahnya. Proses simulasi energi ini lah yang menghasilkan bahan bakar biodiesel. Sayangnya sebagai negara katulistiwa, Indonesia belum maksimum mengonversi energi matahari. Berbeda faktanya dengan negara lain yang sama-sama negara khatulistiwa. Brazil, misalnya. Negeri Samba ini sukses mengonversi energi matahari yang tersimpan di dalam gula. Kini, Brazil sudah menghasilkan Bioetanol yang dijual US$ 25 per barel. 

"Ada sebuah teori yang mengatakan, nanti dunia ini ketika minyak bumi habis, tanahnya akan dibagi dua. Tanah lahan subur untuk makanan, tanah tidak produktif untuk bahan bakar melalui biodiesel, bioetanol, dan lain sebagainya," papar Triharyo. Dari 13 juta hektare lahan kering di seluruh tanah air, kurang dari 10% yang sudah dan akan dipakai. Ini ironi, karena pertumbuhan pohon jarak justru sempurna bila ditanam di lahan kering. Jika Indonesia baru memanfaatkan kurang dari 10%, itu mengisyaratkan belum optimalnya pemanfaatan lahan kering. Saat ini, kata Triharyo, ada tiga lembaga yang menanam jarak. Pertama, perkebunan milik PT Rekayasa Industri dan Institut Teknologi Bandung (ITB) berlokasi di Nusa Tenggara Barat (NTB) seluas 12 ha dengan 30 ribu pohon. Kedua, perkebunan milik PT Energi Alternatif Indonesia (ada 48 ribu pohon). Ketiga, Departemen Pertanian (3 ribu pohon) di Nusa Tenggara Timur (NTT). Selain itu, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) juga berencana menanam jarak pagar di 2000-2500 ha lahan gundul di Purwakarta, Oktober mendatang. Sebelumnya, RNI sudah menanam di Indramayu seluas 850 ha. Di Bireun, Nanggroe Aceh Darussalam, ITB, Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Departemen Sosial (Depsos) bekerja sama menghidupkan 400 ha lahan kritis. 

Tiga bulan lagi, kata Guru Besar Kelautan dan Perikanan IPB Rohmin Dahuri, hasil budidaya pohon jarak sudah bisa dinikmati. Solar yang dihasilkan akan memenuhi kebutuhan 200 kapal, satu pabrik es, satu cool storage, serta satu unit pembangkit listrik tenaga diesel. "Yang lebih indah bagi nelayan. Harganya Rp 2.000-2.500 per liter. Yang sebenarnya Rp 1.500 kembali ke dia karena jarak yang dikelola dari pabrik inti dibeli dari mereka," jelas Rohmin. Menurut perhitungan PT Rekayasa Industri, dari tiga juta ha lahan kering akan dihasilkan 92 ribu barel solar per hari. Untuk memenuhi lahan tersebut diperlukan sekitar 7,5 miliar bibit. Bila dari seluruh tanah tandus seluas 13 juta ha ditanam jarak pagar, solar yang dihasilkan lebih dari 400 ribu barel, Kendati sudah ditanam di beberapa tempat, budidaya jarak belum terkoordinasi secara nasional. Ini ironis, mengingat besarnya potensi di belakangnya. Bayangkan, proyek percontohan di NTB dan Cilacap (Jawa Tengah), kata Tutik Herlina Mahendrato, business manager PT Rekayasa Industri, sudah dilirik sejumlah investor. 

Pada saat bersamaan, PT Energi Alternatif Indonesia sudah mengembangkan biodiesel buah jarak ke dalam skala industri. Sebuah pabrik dengan kapasitas produksi 1.000 liter solar/hari, kini berdiri di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Produk biodiesel sudah dijual kepada pengusaha asal Jepang, serta sejumlah SPBU lokal. Gerakan Nasional Ada banyak pertimbangan menjadikan biodiesel sebagai proyek nasional. Selain potensi bisnis, juga penuntasan beragam kendala di belakangnya. Harus ada yang bisa menjawab kenapa 13 juta ha lahan kering se-Indonesia tidak digarap sebagaimana mestinya. Lahan-lahan yang tersebar di wilayah Sumatera, Nusa Tenggara, Sulawesi, Jawa bagian selatan, serta Papua tersebut dibiarkan terkapar. Nasibnya tidak berbeda dengan pesakitan yang menunggu ajal. "Menurut saya, pemerintah harus mengambil inisiatif," ujar Rohmin. Sementara Triharyo mengatakan, presiden harus segera mengeluarkan peraturan khusus. Seluruh Departemen harus dikondisikan untuk mendukung dan mengampanyekan pembuatan dan pemakaian biodiesel. Ketua Forum Biodiesel Indonesia (FBI) Tatang Soerawidjaja, menyoroti komunikasi masing-masing institusi. Pengembangan biodiesel terkesan jalan sendiri-sendiri karena komunikasi antar pakar, industriawan, serta pemerintah belum berjalan. Namun untungnya, Pertamina sebagai personifikasi pemerintah sudah membuka diri. "Bila Pertamina sudah ikut main maka pengembangan biodiesel sudah tidak ada masalah lagi," tegasnya.